THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 18 November 2011

Jual Beli Dalam Pandangan Hukum Islam



Saya rasa sudah menjelaskan mengenai jual beli akan tetapi kali ini saya akan menyajikannya lebih lengkap.
Jual beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual, yaitu pihak yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga barang yang dijual. Jual beli merupakan perbuatan yang diperbolehkan Allah Swt.

Hal ini berdasarkan dalil berikut.

 Artinya:
“…Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (Q.S. al Baqarah/2: 275)
Adapun hukum muamalah yang mengatur masalah jual beli meliputi beberapa hal berikut ini.
A. Rukun Jual Beli
Rukun jual beli meliputi penjual dan pembeli, benda yang dijual atau dibeli, serta ijab kabul.
1. Penjual dan Pembeli
  • Syarat penjual dan pembeli adalah
  • akil (berakal sehat);
  • balig (dewasa);
  • atas kehendak sendiri.
2. Benda yang Dijual atau Dibeli
Syarat benda yang dijual atau dibeli adalah sebagai berikut.
  • Benda tersebut dalam keadaan suci. Oleh karena itu, anjing dan babi tidak boleh diperjualbelikan karena najis.
  • Benda tersebut memberi manfaat.
  • Benda tersebut dapat diserahkan kepada pembeli. Benda yang tidak dapat diserahkan tidak boleh diperjualbelikan, seperti ikan di laut dan burung yang terbang di udara.
  • Barang tersebut merupakan kepunyaan penjual, orang yang diwakilinya, atau orang yang mengusahakannya.
  • Barang tersebut diketahui oleh penjual dan pembeli, baik zat, bentuk, kadar (ukuran), maupun sifat-sifatnya.
3. ljab Kabul
         Ijab adalah perkataan penjual. Misalnya, “Saya jual barang ini dengan harga sekian.” Kabul adalah perkataan pembeli. Misalnya, “Saya beli barang ini dengan harga sekian.”
B. Hukum Jual Beli
Hukum jual beli adalah mubah, wajib, haram, dan sunah.
  • Mubah, yaitu kebolehan seseorang untuk melakukan jual beli. Mubah merupakan hukum asal jual beli.
  • Wajib, yaitu kewajiban seseorang untuk melakukan jual beli. Contohnya adalah kewajiban seorang hakim untuk menjual harta orang muftis, yaitu orang yang utangnya lebih banyak daripada hartanya.
  • Haram, yaitu ketidak bolehan atau larangan bagi seseorang untuk melakukan jual beli. Contohnya adalah menjual rumah untuk berjudi.
  • Sunah, yaitu anjuran bagi seseorang untuk melakukan jual beli. Contohnya adalah menjual barang kepada kerabat, sahabat, dan kepada orang yang sangat membutuhkan barang tersebut.
C. Jual Beli yang Tidak Sah menurut Rukun atau Syaratnya
          Jual beli yang tidak sah menurut rukun atau syaratnya adalah sebagai berikut.
  • Menjual air mani hewan jantan , Kaum muslim dilarang menjual air mani hewan pejantannya berdasarkan hadis Rasulullah saw. berikut ini.
Artinya:
“Sesungguhnya Nabi saw. melarang menjual unta pejantan dan menjual air maninya.” (H.R. an-Nasa’i: 4591)
  • Menjual barang yang baru dibeli sebelum barangnya diterima
  • Menjual buah-buahan sebelum dipetik
Larangan tersebut berdasarkan sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Artinya:
“Sesungguhnya Nabi saw. telah melarang menjual buah-buahan sebelum tampak masak (pantas diambil).” (H.R. al-Bukhari: 1392),
D. Jual Beli yang Sah tetapi Terlarang
Jual beli yang sah, tetapi terlarang adalah sebagai berikut.
  • Membeli barang dengan harga lebih mahal daripada harga pasar dengan tujuan agar orang lain tidak dapat membeli barang tersebut.
  • Membeli barang yang sudah dibeli orang lain, tetapi masih dalam masa khiar (memilih).
  • Membeli barang untuk ditimbun agar dapat dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.
  • Menjual barang yang berguna tetapi kemudian dijadikan alat maksiat oleh yang membelinya.
  • Jual beli yang disertai dengan unsur penipuan kepada pihak penjual dari pihak pembeli.
Di dalam fikih Islam terdapat konsep khiar, yaitu memilih untuk meneruskan atau membatalkan akad jual beli. Tujuannya adalah agar kedua belah pihak dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing sehingga tidak menyesal di kemudian hari.
Ada tiga macam khiar, yaitu khiar majlis, khiar syarat, dan khiar `aibi.
  • Khiar majlis adalah khiar di mana pembeli dan penjual boleh memilih meneruskan atau mengurungkan jual beli selama keduanya masih dalam satu tempat.
  • Khiar syarat adalah khiar yang dijadikan syarat pada waktu akad oleh penjual atas pembeli.
  • Khiar `aibi adalah khiar di mana pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya apabila barang itu memiliki cacat yang mengurangi kualitas barang

0 komentar: